Menjadi Pribadi Luar Biasa, Tak Perlu Sama

Akhwat-akhwat
“Akhwat kok ngebut ?!?!” begitulah komentar seorang ikhwan, saat melihat seorang perempuan berkerudung lebar melintas dengan cepat, mendahului laju motornya.
Ada juga yang berkomentar, “Kok yang jadi pembicara akhwat ya? Pesertanya kan ada ikhwan juga ....” sela seorang peserta training kepemimpinan ketika mendapati situasi yang berbeda dari yang biasa dialaminya.
Sempat pula kudengar seorang adik tingkat berkata, "Mbk, si A itu kok kalem banget sih … kan jadi terlihat lemah gitu di hadapan ikhwan…" Dan komentar lainnya. Bingung mendengar komentar-komentar itu ?

jaga LISAN kita untuk MEnuju KEbahagiaan.

Seringkali kita mendengar istilah “Lidah tak bertulang”. Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa begitu lenturnya lidah ini. Kelenturan lidah yang sedemikian itu dapat kita gunakan untuk menyokong kebaikan namun tentu juga berpotensi untuk menjerumuskan kita ke dalam jurang dosa. Oleh karena itulah bagi seorang mukmin, menjaga lisan merupakan suatu tonggak peneguh kepribadian. Allah dan Rasul-Nya pun telah banyak memberikan tuntunan dalam Al-qur’an maupun Al-Hadits. Petunjuk-petunjuk itu menggunakan lisan itu berkenaan dengan prinsip berkomunikasi (20:44,4:8,33:70,4:9,4:63), standar akhlak (2:263,17:23,49:11-12), hingga menjadi salah satu ukuran keberhasilan dakwah (3:159).

7 untuk keluarga anda


Untuk adikku tersayang -

Indahnya Kebersamaan

Ikhwan Fillah, Melewati lorong waktu, menyusuri jalan kehidupan di dunia yang penuh liku dan tipu daya, bukit terjal dengan batu-batu yang tajam yang siap meluluhlantahkan semangat mencari kebenaran Illahi tidaklah bisa kita lewati dengan sendirian. Akan tetapi, kita harus melaluinya dengan kebersamaan. Kebersamaan inilah yang akan mengakibatkan kita mampu melewati,mengarungi bahtera kehidupan  di dunia ini dengan mudah dan selamat menuju tempat yang kita nanti-nantikan, yaitu syurga yang Allah muliakan.

HUBUNGAN KELUARGA (Ayah,Anak dan Ibu)


Seorang ayah akan lebih baik banyak menghabiskan waktunya dengan pekerjaan dan kariernya. Terkadang hal tersebut membuat mereka kehilangan ikatan dengan anak-anak mereka. Kurangnya waktu untuk dihabiskan bersama anak menjadi salah satu factor utama melonggarnya ikatan ayah dan anak, padahal kehadiran dan sentuhan Anda memegang peran penting dalam hubungan orang tua dan anak.

Jangan mencaci sesama kita

Jangan mencaci sesama kita

Dari Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa satu ketika seorang lelaki sedang mencaci Abu Bakar r.a sedangkan Nabi s.a.w sedang duduk di hadapannya. Orang itu terus mencacinya sedangkan Abu Bakar r.a dan Nabi s.a.w terus bersabar mendengarnya. Lantas Nabi s.a.w tersenyum. Apabila orang itu mencacinya dengan keterlaluan, lantas Abu Bakar r.a menjawab akan caciannya. Mendengarkan akan jawaban itu, Nabi s.a.w begitu marah, bangun, lalu meninggalkannya.

Abu Bakar r.a menyusul Nabi s.a.w dibelakangnya dan berkata: Ya Rasulullah s.a.w, apabila orang itu terus mencaciku engkau masih tetap duduk dan apabila aku menjawabnya, tuan nampaknya marah dan bangun?

Nabi s.a.w menjawab: Semasa kamu diam dan bersabar mendengarnya, seorang malaikat bersama denganmu yang mana sedang menjawab caci maki orang itu bagi pihakmu, tetapi apabila kamu menjawabnya semula, malaikat itu meninggalkanmu, dan syaitan telah datang di antara kamu, dan aku tidak mahu duduk bersama dengan syaitan; oleh kerana itu aku meninggalkan kamu.

(Hadith Riwayat Ahmad)

===========

Siapa lah kita yang mahu mencaci ciptaan Allah? Sebanyak mana keburukan dan kesalahan mereka yang kita ketahui, Allah lebih mengetahui. Walaupun sebanyak buih di laut, keampunan dan kasih sayang Allah jauh lebih luas daripada itu.

Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita yang telah lalu dan marilah kita bertaubat dan bertekad tidak akan mencaci sesama kita lagi.